Ayo Kelola Sampah Yang Bertanggung Jawab

Permasalahan sampah akhir-akhir ini menjadi kekhawatiran banyak orang. Terlebih ketika terjadinya bencana kebakaran di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Sarimukti pada 19 Agustus 2023 yang lalu, sehingga ada penumpukkan sampah di banyak TPS di Kota Bandung.

Sebagai salah satu bentuk kepedulian Sekolah Mutiara Bunda terhadap permasalahan sampah tersebut, pada kegiatan Halo Mutbunders edisi 11 Oktober 2023, mengundang narasumber dari Waste 4 Change dengan tema “Sort The Waste, Save The Earth”. Bersama Kak Retty, dari Market Development Waste 4 Change, memberikan materi mengenai bahaya sampah. Berdasarkan pemaparan dari Kak Retty, dalam satu RW terdapat kurang lebih 1200 jiwa dan menghasilkan sampah sebanyak 600kg/hari atau 18 ton sampah per bulan untuk satu RW. Maka dapat dibayangkan jika dalam satu bulan seberapa banyak sampah yang dihasilkan se-Indonesia?

Waste 4 Change merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang pengolahan sampah. Selain memberikan edukasi mengenai pentingnya pengolahan sampah yang bertanggung jawab, West 4 Change juga membantu masyarakat yang ingin sampah-sampah rumahnya diolah dengan baik dan benar.

Orang Indonesia Mengidap Sindrom “Not In My Backyard (NIMBY)”

Permasalahan sampah yang ada di Indonesia tidak terlepas dari permasalah sindrom NIMBY yang diidap oleh masyarakatnya. “Asalkan di rumah saya bebas sampah, di halaman rumah saya bebas sampah, sampahnya keangkut terserah mau dibuang kemana”, tutur kak Retty. Hal tersebut yang menyebabkan permasalahan sampah di Indonesia tidak pernah terselesaikan. Masih banyak orang yang tidak memiliki kepedulian terhadap sampah rumah yang dibuangnya tanpa diolah secara bertanggung jawab. Masyarakat masih banyak yang membuang sampahnya secara bercampur, sehingga bahaya produksi gas metana yang dihasilkan dari sampah organik yang tercampur semakin besar.

Salah satu kebiasaan lainnya adalah seringnya melakukan pembakaran pada sampah. Padahal, hal tersebut sangat membahayakan. Karena pembakaran sampah dapat menghasilkan satu emisi yang paling beracun yaitu Dioksin. Dioksin ini bersifat karsinogenik atau berpotensi memicu kanker.

Prioritaskan 3R terlebih dahulu

Kelola Sampah yang Bertanggun Jawab Prioritas 3R

Dalam paradigma segitiga yang lama, pelaksanaan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) adalah pelaksanaan pengolahan sampah yang kurang effortnya sebelum akhirnya sampah kita berakhir di TPA. Sedangkan pada paradigma segitiga yang baru, 3R adalah yang paling diprioritaskan untuk dilakukan dengan effort yang lebih.

Reduce dapat dilakukan dengan mengurangi sampah makanan, sampah sekali pakai (Botol Minum Plastik, Makanan dalam Kemasan) dan kantong plastik. Sampah makanan dapat diolah untuk dijadikan pupuk yang bermanfaat bagi tanah. Botol minum plastik dan dus makanan dapat digantikan dengan kita membawa Tumbler dan Tempat Makan Sendiri. Sedangkan kantong plastik dapat dikurangi dengan kita membawa kantong belanja sendiri.

Dan masih banyak lagi cara yang bisa digunakan untuk mengurangi sampah. Misalnya dengan mengurangi penggunaan kertas print dengan penggunaan depan dan belakang, atau mulai rutin untuk penggunaan surat-menyurat secara digital.

Pilah Sampah Dari Rumah

Kelola Sampah yang Bertanggun Jawab Pemilahan Sampah di rumah

Salah satu bentuk pengurangan sampah yang dapat dilakukan di rumah adalah dengan melakukan pemilahan sampah secara mandiri di rumah. Pemilahan yang dilakukan adalah dengan memisahkan sampah organik dengan sampah anorganik. Agar sampah yang telah kita pilah tidak tercampurkan kembali saat melakukan pembuangan, kita dapat bekerja sama dengan agen-agen pengolahan sampah yang ada. Seperti salah satunya ke Waste 4 Change, Bank Sampah, atau agen-agen pengolahan sampah lainnya. Mereka akan bantu mengolah sampah rumah kita untuk membuat pupuk dari sampah organik kita, atau pembuatan kertas baru dari kertas bekas yang kita buang dan lainnya. Sehingga sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir semakin sedikit dan tidak berbau karena tercampur sampah organik.

Kelola Sampah yang Bertanggun Jawab

Kita perlu menyadari dari diri kita sendiri, bahwa Sampah Kita adalah Tanggung Jawab Kita. Bila kesadaran ini ditanamkan pada diri kita sendiri, permasalahan sampah ini dapat teratasi dan dapat mengurangi penumpukan sampah yang terjadi di TPA. Alhamdulillah, dalam kegiatan Halo Mutbunders yang melibatkan Orang Tua Siswa, kebanyakan telah memiliki kepedulian terhadap permasalahan sampah ini. Mari rapatkan barisan, kuatkan komitmen, untuk mulai mengelola sampah rumah kita dengan baik dan benar.


Lihat seputar informasi mengenai pendaftaran, biaya pendidikan dan lainnya pada link berikut :

Leave a Reply